TAKSONOMI BLOOM DAN TAKSONOMI BLOOM REVISI
Kajian teori
taksonomi berasal dari bahasa Yunani tassein yang berarti untuk mengklasifikasi
dan nomos yang berarti aturan. Taksonomi berarti klasifikasi berhirarki dari
sesuatu atau prinsip yang mendasari klasifikasi. Semua hal yang bergerak, benda
diam, tempat, dan kejadian, sampai pada kemampuan berpikir dapat
diklasifikasikan menurut beberapa skema taksonomi.
Taksonomi Bloom
Taksonomi
tujuan pendidikan yang disusun Bloom dkk. Adalah sebuah kerangka untuk
mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan tentang apa yang diharapkan agar
dipelajari siswa. pada awalnya kerangka tersebut disusun dengan maksud untuk
memfasilitasi pertukaran soal-soal tes antar fakultas pada berbagai universitas
untuk menciptakan bank soal, masing-masing mengukur tujuan pendidikan yang
sama.
Benjamin
S. Bloom, Associate Director of the Board of Examinations of the University of
Chicago, memprakarsai sebuah ide, berharap ide tersebut akan meringankan
pekerjaan dalam menyiapkan ujian pengetahuan umum tahunan. Untuk membantu
usahanya, Bloom merangkul ahli-ahli pengukuran dari seluruh Amerika, kebanyakan
dari mereka sering menghadapi permasalahan yang sama. Kelompok ini bertemu
sekitar dua kali dalam setahun yang dimulai tahun 1949 untuk memantau
perkembangan, membuat revisi, dan merencanakan langkah-langkah selanjutnya.
Di
awal tahun 1950-an, Bloom dan kawan-kawan mengemukakan bahwa persentase
terbanyak butir soal evaluasi hasil belajar yang banyak disusun di sekolah
hanya meminta siswa untuk mengutarakan hapalan mereka. Hapalan tersebut
sebenarnya merupakan taraf terendah kemampuan berpikir. Tegasnya, masih ada
taraf lain yang lebih tinggi.
Draft
terakhir dari kelompok Bloom ini diterbitkan pada tahun 1956 dengan judul
“Taxonomy of Educational Objectives: The Classification of Educational Goals.
Handbook I: Cognitive Domain” (Bloom, Engelhart, Furst, Hill, dan Krathwohl,
1956). Selanjutnya ini dikenal dengan The Original Taxonomy.
Taksonomi
Bloom dapat dipandang sebagai suatu cara untuk menyatakan secara kualitatif
bermacam-macam pola pikir yang berbeda. Taksonomi ini telah diadaptasi untuk
digunakan di dalam kelas sebagai alat perencanaan dan secara berkelanjutan
merupakan salah satu model terapan yang paling universal.
Bloom
menggolongkan tiga kategori perilaku belajar yang berkaitan dan saling
melengkapi yaitu ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Dalam ranah kognitif,
taksonomi Bloom menyediakan cara untuk mengorganisir keterampilan berpikir ke
dalam enam level, dari yang paling dasar ke level yang lebih komplex.
Struktur taksonomi Bloom dalam ranah kognitif:
1. Knowledge (Pengetahuan)
1.1 Knowledge of specifics (pengetahuan spesifik)
a. Knowledge of terminology (pengetahuan tentang terminologi/istilah)
b. Knowledge of specifics facts (pengetahuan tentang fakta-fakta spesifik)
1.2 Knowledge of ways and means of dealing with specifics (pengetahuan
tentang cara dan metode yang berhubungan dengan detail tertentu)
a. Knowledge of conventions (pengetahuan tentang konvensi)
b. Knowledge of trends and sequences
c. Knowledge of classifications and categories
d. Knowledge of criteria
e. Knowledge of methodology
1.3 Knowledge of universals and abstractios in a field
a. Knowledge of principles and generalizations
b. Knowledge of theories and structures
2. Comprehension (Pemahaman)
2.1 Translation
2.2 Interpretation
2.3 Extrapolation
3. Application (Penerapan)
4. Analysis (Analisis)
4.1 Analysis of elements
4.2 Analysis of relationships
4.3 Analysis of organizational principles
5. Synthesis (Sintesis)
5.1 Production of a unique communication
5.2 Production of a plan, or proposed set of operations
5.3 Derivation of a set of abstract relations
6. Evaluation (Evaluasi)
6.1 Evaluation in terms of interval evidence
6.2 Judgements in terms of external criteria
Ranah Afektif
Ranah afektif kurang
mendapat perhatian pada saat itu namun dirumuskan Bloom, Krathwohl, dan Masia
tahun 1964 sebagai sesuatu
yang berkenaan dengan nilai atau value. Ranah afektif mencakup segala sesuatu
yang terkait dengan emosi, misalnya perasaan, niai, penghargaan, semangat,
motivasi, dan sikap. Ranah afektif
mencakup:
• Receiving
(Penerimaan)
• Responding
(Tanggapan)
• Valuing
(Penghargaan)
• Organization
(Pengorganisasian)
• Internalizing
values (Karakterisasi berdasarkan nilai-nilai)
Ranah Psikomotor
Ranah psikomotor tidak
dilanjutkan kajiannya oleh Bloom, tapi oleh ahli-ahli lain berdasarkan domain
yang dibuat oleh Bloom. Domain psikomotor (Simpson, 1972) mencakup gerakan dan
koordinasi jasmani dan pendayagunaan beragam kecakapan motorik. Pengembangan
kecakapan-kecakapan tersebut memerlukan adanya latihan yang dapat diukur
perkembangannya dilihat dari sudut kecepatan, ketepatan, jarak, tata cara, atau
teknik pelaksanaan. Ranah
psikomotor mencakup:
• Perception
(persepsi)
• Set
(kesiapan)
• Guided
response (respon terpimpin)
• Mechanism
(mekanisme)
• Complex
overt response (respon tampak yang kompleks)
• Adaptation
(penyesuaian)
• Origination
(penciptaan)
Kelebihan dan
Kekurangan Taksonomi Bloom
Kekuatan terbesar taksonomi Bloom
adalah taksonomi
tersebut mengangkat topik yang sangat penting mengenai proses
berpikir dan menempatkan sebuah struktur di seputar topik tersebut yang
bermanfaat bagi para praktisi. Banyak guru yang memiliki pertanyaan seputar
belajar dan mengajar terangsang untuk menghubungkannya dengan berbagai tingkat
dari taksonomi yang dibuat oleh Bloom, dan dapat dipastikan menjadikan
guru-guru tersebut bekerja lebih baik, khususnya dalam mendorong terwujudnya
kemampuan berpikir dengan tingkat keteraturan yang lebih tinggi (Berpikir
Tingkat Tinggi), terutama jika dibandingkan dengan para gue lainnya yang tidak
memiliki alat bantu apapun. Pada sisi lain, siapapun yang pernah bekerja dengan
sekelompok pendidik untuk membuat klasifikasi atas sekelompok pertanyaan dan
aktivitas belajar mengajar sesuai dengan taksonomi tersebut membuktikan bahwa
hanya ada sedikit kesepakatan tentang apa yang selama ini dianggap sebuah
istilah yang cukup jelas, seperti pemaknaan sesungguhnya dari “analysis”, atau
“evaluasi”. Di samping itu, begitu banyak kegiatan yang bermanfaat, seperti
masalah atau proyek yang bersifat otentik, tidak dapat dipetakan ke dalam
taksonomi, dan pada akhirnya mengurangi ptensinya sebagai sebuah kesempatan
belajar.
Taksonomi Bloom Revisi
Sepanjang akhir tahun
1990-an, sebuah kelompok psikolog kognitif (para ahli psikologi aliran
kognitivisme) yang dipelopori oleh Lorin Anderson dan Sosniak (1994)
memperbaharui taksonomi Bloom tersebut agar lebih sesuai bagi tuntutan abad
ke-21. Kelompok ini menerbitkan
sebuah versi terbaru dari taksonomi Bloom yang mempertimbangkan jangkauan yang
lebih luas dari berbagai faktor yang berdampak pada kegiatan belajar dan
mengajar. Taksonomi yang diperbaharui ini berusaha memperbaiki beberapa
kekeliruan yang ada pada taksonomi yang asli. Tidak seperti versi 1956,
taksonomi yang baru membedakan antara “tahu tentang sesuatu” (knowing what),
isi dari pemikirannya itu sendiri, dan “tahu tentang bagaimana melakukannya”
(knowing how), sebagaimana prosedur yang digunakan dalam menyelesaikan masalah.
Poin-poin Revisi
Taksonomi Bloom
1.
Dari satu
dimensi ke dua dimensi (dimensi pengetahuan pada taksonomi lama, dipisahkan
menjadi dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif pada taksonomi revisi)
2.
Dimensi
pengetahuan (dimensi pengetahuan pada taksonomi lama hanya terdiri atas tiga
kategori pokok sedangkan dimensi pengetahuan pada taksonomi revisi terdiri atas
empat kategori pokok)
3.
Dimensi proses
kognitif
Jumlah
kategori tetap sama yaitu 6, namun terdapat beberapa perubahan penting berupa
perubahan nama, perubahan bentuk dari kata benda ke kata kerja, dan perubahan
posisi.
4.
Tabel taksonomi
Pemisahan
dimensi taksonomi lama menjadi dua dimensi taksonomi revisi memunculkan suatu
hubungan antara dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif yang bisa
dituangkan dalam bentuk tabel taksonomi.
Tabel Perbedaan Taksonomi Bloom Lama (Bloom) dan
Taksonomi Bloom Revisi (Anderson dan Krathwohl)
Poin Perbedaan
|
Taksonomi Bloom Lama
|
Taksonomi Bloom Revisi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dimensi Utama
|
Satu dimensi
|
Dua Dimensi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
|
Struktur Taksonomi Bloom pada ranah kognitif
1.
Knowledge (Pengetahuan)
1.1 Knowledge
of specifics (pengetahuan spesifik)
a. Knowledge
of terminology (pengetahuan tentang terminologi/istilah)
b. Knowledge
of specifics facts (pengetahuan tentang fakta-fakta spesifik)
1.2 Knowledge
of ways and means of dealing with specifics (pengetahuan tentang cara dan
metode yang berhubungan dengan detail tertentu)
a. Knowledge
of conventions (pengetahuan tentang konvensi)
b. Knowledge
of trends and sequences
c. Knowledge
of classifications and categories
d. Knowledge
of criteria
e. Knowledge
of methodology
1.3 Knowledge
of universals and abstractios in a field
a. Knowledge
of principles and generalizations
b. Knowledge
of theories and structures
2.
Comprehension (Pemahaman)
2.1 Translation
2.2 Interpretation
2.3 Extrapolation
3.
Application (Penerapan)
4.
Analysis (Analisis)
4.1 Analysis
of elements
4.2 Analysis
of relationships
4.3 Analysis
of organizational principles
5.
Synthesis (Sintesis)
5.1 Production
of a unique communication
5.2 Production
of a plan, or proposed set of operations
5.3 Derivation
of a set of abstract relations
6.
Evaluation (Evaluasi)
6.1 Evaluation
in terms of interval evidence
6.2 Judgements
in terms of external criteria
|
Struktur dimensi pengetahuan
1.
Pengetahuan faktual – unsur-unsur dasar yang harus
diketahui siswa untuk mengenal mata pelajaran dan memecahkan masalah-masalah
di dalamnya.
1.1 Pengetahuan tentang istilah (terminologi)
1.2 Pengetahuan tentang detail-detail tertentu dan
unsur-unsur
2.
Pengetahuan konseptual – hubungan timbal balik
antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar yang memungkinkan
mereka untuk berjalan bersama.
2.1 Pengetahuan
tentang klasifikasi dan kategori
2.2 Pengetahuan
tentang prinsip dan generalisasi
2.3 Pengetahuan
tentang teori, model, dan struktur
3.
Pengetahuan prosedural – bagaimana melakukan
sesuatu; metode inquiry, dan kriteria-kriteria untuk menggunakan
keterampilan, algoritma, teknik, dan metode.
3.1 Pengetahuan
tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan
algoritma
3.2 Pengetahuan tentang teknik-teknik dalam mata
pelajaran tertentu dan metode-metode
3.3 Pengetahuan
tentang kriteria penggunaan suatu prosedur
4.
Pengetahuan metakognitif – pengetahuan tentang
kesadaran secara umum sebagaimana kesadaran dan pengetahuan tentang kesadaran
pribadi seseorang
4.1 Pengetahuan
strategik
4.2 Pengetahuan
tentang operasi kognitif, mencakup pengetahuan kontekstual dan prasyarat yang
sesuai.
4.3 Pengetahuan
tentang diri sendiri
|
Struktur dimensi proses kognitif
1.
Mengingat (Remember) – mendapatkan kembali
pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang
1.1 Mengenali
(Recognizing)
1.2 Mengingat
(Recalling)
2.
Memahami (Understand) – menentukan maksud dari
perintah-perintah instruksional, termasuk lisan, tulisan, dan dalam bentuk
grafik
3.
Mengaplikasikan (Apply) – menemukan atau menggunakan
sebuah prosedur dalam situasi yang ditentukan
3.1 Menjalankan
(Executing)
3.2 Mengimplementasikan
(Implementing)
4.
Menganalisis (Analyze) – memisahkan materi ke dalam
unsur-unsur pokoknya dan menemukan bagaimana bagian-bagian tersebut
berhubungan satu sama lain dan terhadap suatu struktur atau tujuan secara
keseluruhan.
4.1 Membedakan
(differentiating)
4.2 Mengorganisir
(Organizing)
4.3 Menghubungkan
(Attributing)
5.
Evaluasi (Evaluate) – membuat keputusan berdasarkan
atas kriteria dan standar
5.1 Memeriksa
(Checking)
5.2 Meninjau
(Critiquing)
6.
Mencipta (Create) – menyusun unsur-unsur untuk
membentuk sebuah ide baru, pertalian yang utuh atau membuat produk sendiri.
6.1 Merumuskan
(Generating)
6.2 Merencanakan
(Planning)
6.3 Memproduksi
(Producing)
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Poin perbedaan
|
Taksonomi Bloom Lama
|
Taksonomi Bloom Revisi
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dimensi Pengetahuan
|
Perhatikan tabel di atas, pada kategori
“Pengetahuan”, hanya terdapat 3 (tiga) kategori. Tidak terdapat kategori
pengetahuan metakognitif karena pada saat taksonomi ini dikembangkan,
pengetahuan metakognitif ini belum diakui secara luas.
|
Perhatikan tabel dimensi pengetahuan di atas,
terdapat 4 (empat) kategori. Penambahan tampak pada kategoti terakhir yaitu
pengetahuan metakognitif. Pengetahuan metakognitif melibatkan pengetahuan
tentang kesadaran (pengertian) secara umum sebagaimana kesadaran terhadap dan
pengetahuan tentang kesadaran seseorang itu sendiri. Hal ini tentang
meningkatkan arti sebagaimana para peneliti melanjutkan untuk
mendemonstrasikan pentingnya siswa dibuat sadar akan aktivitas metakognitif
mereka, dan kemudian menggunakan pengetahuan ini untuk mengadaptasi secara
wajar pola atau cara-cara dimana mereka berpikir dan berbuat.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Dimensi proses kognitif
|
Terdiri atas 6 (enam) level
|
Tetap terdiri atas 6 (enam) level namun dengan
beberapa perubahan dimana aspek
kata kerja pada kategori pengetahuan yang asli dipertahankan sebagai yang
pertama dari keenam kategori tapi namanya diganti menjadi Remember. Pemahaman
(comprehension) diganti menjadi understand karena pertimbangan bahwa
understand mencakup makna yang jauh lebih luas dari comprehending.
Aplikasi,
analisis, dan evaluasi dipertahankan tapi dalam bentuk kata kerja yaitu
menerapkan (apply), menganalisis (analyze), dan mengevaluasi (evaluate).
Sintesis bertukar tempat dengan evaluasi dan namanya diganti menjadi
menciptakan (create). Semua sub kategori asli diganti dengan kata kerja dan
disebut proses kognitif.
|
|||||||||||||||||||||||||||||||||||||
1. Pengetahuan
( knowledge): mengingat atau mengambil materi yang telah dipelajari
sebelumnya.
Contoh kata operasionalnya: mengidentifikasi,
menghubungkan, menetapkan, mengingat kembali, menghafal, mengulangi,
mengenali, memperoleh.
|
1. Mengingat
(Remembering) : menarik kembali informasi yang relevan yang tersimpan dalam
memori jangka panjang. Mencakup dua macam proses kognitif yaitu mengingat dan
memanggil ulang. Mengingat adalah ketika memori digunakan untuk menghasilkan
definisi, fakta, atau daftar, atau membacakan atau mengambil materi.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
2. Pemahaman
(Comprehension) : kemampuan untuk memahami atau membangun makna, interpretasi
dari sebuah konsep.
Contoh kata kerja operasionalnya: mengemukakan,
menemukan, mengenali, menjelaskan, mengekspresikan, mengidentifikasi,
membahas, menggambarkan, menduga, menyimpulkan
|
2. Memahami
(Understanding) : mengkonstruk makna atau pengertian berdasarkan pengetahuan
awal yang dimiliki, atau mengintegrasikan pengetahuan yang baru ke dalam
skema yang telah ada dalam pemikiran siswa, baik itu lisan, tulisan, dan
dalam bentuk grafik. Memahami
mencakup tujuh proses kognitif yaitu menafsirkan, memberikan contoh,
mengklasifikasikan, meringkas, menarik inferensi, membandingkan dan
menjelaskan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
3. Aplikasi
(Application) : kemampuan untuk menggunakan bahan belajar, atau untuk
melaksanakan materi/konsep dalam situasi baru dan konkret.
Contoh kata kerja operasionalnya: menghubungkan,
mengembangkan, menterjemahkan, mengatur, mendemonstrasikan, menghitung,
menunjukkan.
|
3. Mengaplikasikan
(Applying) : mencakup penggunaan suatu prosedur guna menyelesaikan masalah
atau mengerjakan tugas. Meliputi dua macam proses kognitif yaitu menjalankan
dan mengimplementasikan.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
4. Analisis
(Analyze) : kemampuan untuk memecah atau membedakan bagian-bagian dari materi
menjadi komponen-komponenya sehingga struktur organisasi dapat dipahami
dengan lebih baik.
Contoh kata kerja operasionalnya: menganalisa,
membandingkan, memeriksa, mengkategorikan, membedakan, menyelidiki,
mendeteksi, menggolongkan, menyimpulkan, menemukan, membedah,
mendiskriminasikan.
|
4. Menganalisis
(Analyzing) : menguraikan suatu permasalahan atau objek ke unsur-unsurnya dan
menentukan bagaimana saling keterkaitan antar unsur-unsur tersebut. Mencakup
tiga macam proses kognitif yaitu : membedakan, mengorganisasikan, dan
menemukan pesan tersirat (memberikan atribut).
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
5. Sintesis
(Synthesis) : kemampuan untuk menempatkan bagian-bagian bersama-sama untuk
membentuk satu keseluruhan yang koheren, baru atau unik.
Contoh kata kerja operasionalnya: menyusun,
menghasilkan, menciptakan, mempersiapkan, meramalkan, memodifikasi,
merumuskan, menggabungkan, menghubungkan, mengembangkan, membangun, mengatur.
|
5. Mengevaluasi
(Evaluating) : membuat suatu pertimbangan berdasarkan kriteria dan standar
yang ada. Mencakup dua macam proses kognitif yaitu memeriksa dan mengkritik.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
6. Evaluasi
(Evaluation) : kemampuan untuk menilai, memeriksa, dan bahkan kritik nilai
bahan untuk tujuan tertentu.
Contoh kata kerja operasionalnya: membandingkan,
mengevaluasi, menyimpulkan, mengukur, membantah, memutuskan, mengesahkan,
menilai, mengkritik.
|
6. Mencipta
(Creating) : menggabungkan beberapa unsur menjadi suatu bentuk kesatuan atau
menyusun unsur-unsur untuk membentuk sebuah ide baru, atau membuat produk
sendiri. Mencakup tiga macam proses kognitif yaitu: merumuskan, merencanakan,
dan memproduksi.
|
||||||||||||||||||||||||||||||||||||||
Merumuskan tujuan pembelajaran
|
Karena strukturnya hanya terdiri atas satu dimensi,
perumusan tujuan pembelajaran hanya berkisar pada jenjang C1, C2, C3, dst.
sehingga pembuatan soal pun hanya berkisar pada jenjang ini.
|
Dengan menggabungkan dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif dalam suatu tabel yang disebut tabel taksonomi, guru dibantu
dalam merumuskan tujuan pembelajaran apa saja yang ingin dicapainya serta
bagaimana mengukur tingkat keberhasilan pencapaian tujuan tersebut.
Keunggulan dalam hal asesmen:
1. Karena
pengetahuan dipisah dengan proses kognitif, guru dapat segera mengetahui
jenis pengetahuan mana yang belum diukur.
2. Memungkinkan
pembuatan soal yang bervariasi untuk setiap jenis proses kognitif dimana tiap
jenjang memungkinkan untuk memunculkan maksimal 4 jenis soal.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar